Maha Kumbh Mela 2025: Perayaan Spiritual Terbesar Dunia yang Dihantui Tragedi
Daftar Pustaka
Maha Kumbh Mela 2025 di Prayagraj, India, menjadi sorotan global sebagai perayaan spiritual terbesar yang pernah ada. Dengan lebih dari 660 juta peziarah berkumpul di Triveni Sangam—pertemuan suci Sungai Gangga, Yamuna, dan Saraswati—acara ini mencatat rekor kehadiran tertinggi dalam sejarah umat manusia. Namun, di balik kemegahan dan kekhusyukan ritual keagamaan, peristiwa ini juga diwarnai oleh tragedi memilukan yang menimbulkan pertanyaan serius tentang keselamatan dan manajemen massa.
Makna dan Keistimewaan Maha Kumbh Mela 2025
Maha Kumbh Mela adalah festival Hindu yang diadakan setiap 12 tahun sekali, namun edisi 2025 memiliki keistimewaan tersendiri. Menurut perhitungan astrologi, konstelasi langit yang terjadi pada tahun ini hanya muncul sekali dalam 144 tahun, menjadikannya sebagai Maha Kumbh yang sangat langka dan sakral. UNESCO telah mengakui Kumbh Mela sebagai Warisan Budaya Takbenda Dunia, menegaskan pentingnya acara ini dalam konteks budaya dan spiritual global.
Selama 45 hari, dari 13 Januari hingga 26 Februari 2025, jutaan peziarah dari seluruh dunia datang untuk melakukan ritual mandi suci (snan) di Triveni Sangam, dengan keyakinan bahwa tindakan ini akan membersihkan dosa dan membawa mereka lebih dekat kepada moksha, atau pembebasan spiritual.
Tragedi di Tengah Perayaan
Di tengah kemeriahan dan kekhusyukan, Maha Kumbh Mela 2025 juga diwarnai oleh insiden tragis yang menimbulkan duka mendalam. Pada 29 Januari 2025, terjadi desak-desakan di area festival yang menyebabkan setidaknya 30 orang meninggal dunia dan 60 lainnya luka-luka. Beberapa jam kemudian, insiden serupa terjadi di lokasi berbeda, menewaskan tujuh orang, termasuk seorang anak berusia tiga tahun. Laporan dari media lokal dan catatan rumah sakit serta kepolisian menunjukkan bahwa jumlah korban jiwa sebenarnya bisa mencapai 79 orang. Selain itu, sekitar 1.500 orang dilaporkan hilang hingga awal Februari.
Tragedi tidak berhenti di situ. Pada 15 Februari, kerumunan besar di Stasiun Kereta Api New Delhi, yang dipenuhi oleh peziarah yang hendak kembali dari festival, menyebabkan 15 orang tewas akibat desak-desakan setelah terjadi penundaan jadwal kereta.
Kritik terhadap Manajemen dan Tanggapan Pemerintah
Insiden-insiden tragis ini memicu kritik tajam terhadap pemerintah India dan panitia penyelenggara. Banyak pihak menilai bahwa manajemen kerumunan dan infrastruktur pendukung tidak memadai untuk menangani jumlah peziarah yang sangat besar. Laporan menyebutkan bahwa para peziarah telah memohon agar lebih banyak jalur dibuka untuk mengurangi kepadatan, namun permintaan tersebut tidak direspons dengan cepat.
Pemerintah India telah memerintahkan penyelidikan yudisial atas insiden-insiden tersebut. Namun, banyak keluarga korban dan kelompok masyarakat sipil menuntut transparansi lebih lanjut dan pertanggungjawaban yang jelas dari pihak-pihak terkait.
Refleksi dan Pelajaran
Maha Kumbh Mela 2025 menjadi cerminan dari betapa besarnya kekuatan spiritual dan budaya yang dapat menyatukan jutaan orang dalam satu tujuan bersama. Namun, peristiwa ini juga mengingatkan kita akan pentingnya perencanaan yang matang, manajemen risiko, dan kesiapan infrastruktur dalam menghadapi acara berskala besar.
Tragedi yang terjadi seharusnya menjadi pelajaran berharga bagi pemerintah dan penyelenggara acara keagamaan di seluruh dunia untuk lebih memperhatikan aspek keselamatan dan kenyamanan peserta, tanpa mengurangi esensi spiritual dari perayaan tersebut.
Kesimpulan
Maha Kumbh Mela 2025 akan dikenang sebagai perayaan spiritual terbesar dalam sejarah, namun juga sebagai peringatan akan bahaya yang mengintai jika aspek keselamatan diabaikan. Diperlukan komitmen bersama dari semua pihak untuk memastikan bahwa perayaan keagamaan di masa depan dapat berlangsung dengan aman, tertib, dan penuh makna bagi semua yang terlibat.